PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH dengan SONDIR
( DUTCH CONE PENETROMETER )
- PENDAHULUAN
Penyondiran
adalah proses pemasukan suatu batang tusuk ke dalam tanah, dengan
bantuan manometer yang terdapat pada alat sondir tersebut kita dapat
membaca atau mengetahui kekuatan suatu tanah pada kedalaman tertentu.
Sehingga, dapat diketahui bahwa dari berbagai lapisan tanah memiliki
kekuatan yang berbeda.
Penyelidikan
dengan penyondiran disebut penetrasi, dan alat sondir yang biasa
digunakan adalah Dutch Cone Penetrometer, yaitu suatu alat yang
pemakaiannya ditekan secara langsung kedalam tanah. Ujung yang berbentuk
konus ( kerucit ) dihubungkan pada suatu rangkaian stang dalam casing
luar dengan bantuan suatu rangka dari besi dan dongkrak yang
dijangkarkan ke dalam tanah.
Ada dua macam ujung penetrometer, yaitu :
a. Standard Type ( mantel conus )
Pada
jenis ini yang diukur adalah perlawanan pada ujung ( konus ), hal ini
dilakukan hanya dengan menekan stang dalam yang segera menekan konus
tersebut ke bawah sedangkan seluruh casing luar tetap di luar. Gaya yang
dibutuhkan untuk menekan konus tersebut ke bawah diukur dengan suatu
alat pengukur. Alat pengukur yang akan diletakkan pada kekuatan rangka
didongkrak. Setelah dilakukan pengukuran,konus,stang dalam,dan casing
luar dimajukan sampai pada kedalaman berikutnya dimana pengukuran
selanjutnya dilakukan hanya dengan menekan stang dalamnya saja.
b. Friction Sleeve ( Adhesion Jacket Type / Bikonus )
Pada
jenis ini dapat diukur secara sekaligus nilai konus dan hambatan
lekatnya. Hal ini dilakukan dengan penekanan stang dalam seperti biasa.
Pembacaan nilai konus dan hambatan lekat dilakukan setiap 20 cm. Dengan
alat sondir yang mungkin hanya mencapai pada kedalaman 30 cm atau lebih,
bila tanah yang diselidiki adalah lunak. Alat ini sangat cocok di
Indonesia, karena disini banyak dijumpai lapisan lempung yang dalam
dengan kekuatan rendah sehingga tidak sulit menembusnya. Dan perlu
diketahui bahwa nilai konus yang diperoleh tidak boleh disamakan dengan
daya dukung tanah tersebut.
CARA PEMBACAAN MANOMETER pada ALAT SONDIR
Setelah
batang konus dimasukan pada kedalaman tertentu, pemutar sondir diputar
sebanyak 5 kali. Pada saat itu dilihat pada jarum manometer terdapat dua
nilai, nilai yang terbesar adalah jumlah perlawanan konus ( JPK ) dan
nilai terkecil adalah perlawanan penetrasi konus ( PPK ).
· Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus pada saat dilakukan penetrasi.
· Jumlah perlawanan konus adalah perlawanan geser terhadap konus pada saat dilakukan penetrasi.
· Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus.
- TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan
lekat tanah yang merupakan indikasi dari kekuatan tanah tersebut dan
yang dapat menentukan dalamnya erbagai lapisan yang berbeda.
- Alat – Alat yang Digunakan
ü Mesin sondir ringan kapasitas 2 Ton
ü Seperangkat alat sondir lengkap dengan batang dalam dengan panjang 1m
ü Angker
ü Plat besi
ü Konus dan bikonus
ü Minyak hidraulic
ü Manometer
ü Kunci – unci pipa dan lain – lain.
- PROSEDUR PERCOBAAN
a) Masukkan angker ke dalam tanah pada titik yang ditentukan, minimal dua buah.
b) Pasang mesin sondir tepat diantara angker tersebut, kemudian stel sondir agar berdiri tegak lurus.
c) Kunci mesin sondir pada angker dengan menggunakan plat besi.
d) Isi
minyak hidraulic pada tempat pemasangan manometer sampai penuh dan
bebas dari udara ditandai dengan tidak ada gelembung udara lagi.
e) Pasang bikonus pada ujung pipa pertama, kemudian pasang rangkaian tersebut pada mesin sondir.
f) Tekan
batang dengan cara memutar stang pemutar yang berhubungan dengan sisi
yang menjalankan penekan stang luar untuk memasukan bikonus pada
kedalaman yang yang akan disondir dengan memasang tri-ker.
g) Tekanlah
stang dalam untuk mencabut tri-ker sehingga ujung konus masuk sedalam 4
cm dan baca manometer sebagai perlawanan penetrasi konus (PPK).
Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung sedalam 8
cm dan baca manometer sebagai jumlah perlawanan konus (JPK)
h) Tekan pipa bersama batang sampai kedalaman yang akan diukur berikutnya. Pembacaan dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
i) Demikian selanjutnya hingga pembacaan perlawanan penetrasi konus (PPK) mencapai nilai 150 kg/cm2 sebanyak 3 kali.
j) Lalu penyondiran dihentikan dengan mencabut kembali pipa sondir dengan memutar ke arah yang berlawanan.
CATATAN :
1. Pekerjaan sondir ringan (2 Ton) dihentikan apabila pembacaan PPK ≥ 150 kg/cm2, sebanyak 3 kali berturut-turut atau penetrasi konus telah mencapai kedalaman 30m.
2. Pekerjaan sondir berat (5 Ton) dihentikan apabila pembacaan PPK ≥ 500 kg/cm2 sebanyak 3 kali berturut-turut atau penetrasi konus telah mencapai kedalaman 50 m.
KEUNTUNGAN DARI PENGGUNAAN ALAT SONDIR
ü Baik untuk lapisan tanah lempung.
ü Dapat dengan cepat menentukan lapisan tanah keras.
ü Dapat memperkirakan pernedaan lapisan tanah.
ü Mengetahui daya dukung tanah dengan rumus empiris.
ü Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah.
KEKURANGAN DARI PENGGUNAAN ALAT SONDIR
ü Tidak cocok digunakan pada lapisan tanah berbutir kasar ( keras )
ü Hasil penyondiran diragukan apabila letak alat tidak vertikal atau konus dan bikonus bekerja tidak baik.
Setiap penggunaan alat sondir harus dilakukan kalibrasi dan pemeriksaan perlengkapan antara lain :
Ø Manometer yang digunakan masih dalam keadaan baik sesuai dengan standard yang berlaku.
Ø Ukuran konus yang akan digunakan haus sesuai dengan ukuran standard (d = 36 mm)
Ø Jarum manometer harus menentukan awal nilai nol.
Ø Dalam
pembacaan harus hati – hati melihat apakh induk stang bor sudah ikut
terkena, karena akan mempengaruhi pembacaan manometer.
Ø Apabila alat sondir mulai terangkat,sedangkan tekanan manometer belum mencapai angka 150 kg/cm2 untuk sondir ringan dan 500 kg/cm2 untuk sondir berat,maka alat sondir harus diberi pemberat.
- PERHITUNGAN
a. Hambatan Lekat ( HL ) dihitung dengan rumus :
HL = JPK – PPK
HL = ( JPK – PPK ) x A / B
Dimana : JPK = Jumlah Perlawanan Konus ( kg/cm2 )
PPK = Perlawanan Penetrasi Konus ( kg/cm2 )
A = Tahap Pembacaan ( setiap kedalaman 20 cm )
B = Faktor alat / Luas konus / Luas corak = 10 cm2
(d = 3.6 cm " L = ¼ π d2 = 10,17 cm2)
b. Jumlah Hambatan Lekat
JHL = ∑ HL
Dimana : i = kedalaman yang dicapai konus
c. Contoh Perhitungan Data :
Pada Kedalaman 0,4 m, PPK = 5 kg/cm2
JPK = 15 kg/cm2
Maka, HL = ( JPK – PPK ) x A/B
= ( 15 – 5 ) x 20/10 = 20
Demikian
seterusnya sampai kedalaman yang diinginkan untuk sondir. Hasil – hasil
perhitungan dapat dilihat pada lembar data. Kemudian dari hasil
penggambaran grafik dapat dilihat dimana kia – kira tanah keras berada.
- PELAPORAN
Lokasi titik sondir = Lapangan Sepak Bola Teknik Sipil USU.
Grafik = Perlawanan Penetrasi Konus terhadap kedalaman dan Jumlah Hambatan Lekat terhadap kedalaman
- KESIMPULAN
a) Dari hasil percobaan terlihat bahwa perlawanan penetrasi konus bervariasi menurut kedalaman tertentu.
b) Dari grafik hasil sondir dapat terlihat bahwa terdapat lapisan tanah dimana kekuatan perlawanan konusnya tidak sama,
c) Dari percobaan diketahui bahwa Perlawanan Penetrasi Konus terbesar pada kedalaman 5,60 meter,dengan :
PPK = 195 kg/cm2 dan JPK = 882 kg/cm2.
- Aplikasi Data Percobaan
Data
dari hasil sondir dapat dipergunakan untuk menghitung daya dukung suatu
pondasi yang dipasang pada tanah pada saat perencanaan pondasi sehingga
dapat ditentukan jenis tanah yang cocok untuk dipergunakan :
Untuk Pondasi Dangkal
Pondasi
dangkal atau pondasi biasa digunakan apabila data sondir tersebut
menujukan bahwa pada kedalaman tersebut tanah mempunyai daya dukung yang
baik. Misal pada kedalaman 1m, besar perlawanan konus 35 kg/cm.
Maka pada pondasi dipasang dengan kedalaman 1m, bentuk serta ukurannya
direncanakan dengan baik sehingga bebab dapat dipikul dengan baik.
Untuk Pondasi Tiang Pancang
Data
hasil percobaan sondir dapat dipublikasikan juga untuk perencanaannya.
Daya dukung tiang pancang dapat didukung dengan perhitungan, yaitu
menganggap perlawanan terhadap ujung tiang dengan tanah adalah sama
dengan nilai sondir, yaitu nilai Perlawanan Penetrasi Konus (PPK) dan
Jumlah Hambatan Lekat (JHL). Daya dukung keseimbangan untuk tiang
pancang ( P ) dihitung dengan rumus :
P = Qc x A + F x O
Dimana : Qc = nilai Perlawanan Penetrasi Konus (PPK) (kg/cm2)
A = Luas Penampang Tiang Pancang (cm2)
F = Jumlah Hambatan Lekat (JHL) selubung konus (kg/cm2 )
O = keliling penampang tiang pancang (cm)
Daya dukung yang diizinkan dihitung dengan rumus :
Qi = (Qc x A)/3 + (F x O)/5
Catatan :
Dalam pembacaan pada percobaan sondir, yang dimaksud dengan 20/10 adalahj :
20 F Pembacaan dilakukan setiap kedalaman ( cm )
10 F Faktor alat / Luas konus / Luas corak = 10 cm2
(d = 3.6 cm " L = ¼ π d2 = 10,17 cm2)